Senin, 22 Februari 2016

Mie Aceh Makpit di Australia Day Parade

Aplikasi perkiraan cuaca menunjukkan suhu udara setempat sebesar 28 derajat celcius, suhu yang cukup nyaman untuk ukuran musim panas kota Adelaide yang biasanya bisa mencapai angka 46. Sementara itu, langit kota Adelaide seperti biasanya selalu menyuguhkan pemandangan biru yang begitu indah untuk dipandang. Tampak sesekali burung Australia Magpie, sejenis murai berterbangan kesana – kemari, berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain serta riuh berkicau seolah-olah turut bagian dalam menyemarakkan acara. Angin yang berhembus sepoi – sepoi menambah lengkap kesempurnaan perayaan Australia Day yang jatuh setiap tanggal 26 Januari.

Seperti tahun - tahun sebelumnya, perayaan Australia Day di kota Adelaide selalu dikemas dalam 3 kegiatan utama yaitu parade seni budaya, konser musik dan pertunjukan kembang api. Parade seni dan budaya dimulai dari Franklin Street sebagai titik awal parade dan berjalan kira - kira sepanjang 1.2 km ke Elder Park sebagai titik akhir parade. Titik inilah yang menjadi pusat perhelatan Australia Day dimana setiap peserta parade berkumpul untuk menikmati konser musik dan pertunjukan kembang api akhir acara.

Berbagai atraksi dan penampilan disuguhkan dalam kegiatan parade, mulai dari tari-tarian, peragaan busana, pertunjukan alat musik dan kesenian hingga teriakan yel-yel. Peserta parade pun cukup beragam, mulai dari komunitas warga lokal South Australia seperti South Australia Metro Fire Service hingga komunitas warga internasional yang ada di Adelaide seperti komunitas warga India, warga Brazil, warga China dan tak ketinggalan komunitas warga Indonesia.

Parade Indonesia dibawah komando Australia Indonesia Association (AIA) kali ini menjadikan Wonderful Indonesia sebagai tema parade. Dalam kesempatan ini, peserta parade ingin menunjukkan pada dunia internasional khususnya Australia tentang kekayaan dan keberagaman budaya bangsa Indonesia. Pada parade komunitas Indonesia ini terdapat lebih kurang 200 peserta yang terlibat yang menjadikan komunitas ini sebagai salah satu komunitas dengan peserta parade terbanyak.

Parade seni budaya Indonesia diawali oleh pasangan yang mengenakan baju adat lengkap sembari membawa poster burung garuda, lambang Negara Republik Indonesia. Dibelakangnya, telah terlihat 22 penari yang sedang menarikan Tari Jai asal Nusa Tenggara Timur, lalu diiringi dengan Tarian Tor-tor asal Sumatera Utara. Parade kemudian dilanjutkan oleh penampilan dua penari Bali yang menampilkan gerakan yang luar biasa indahnya serta busana yang sangat menarik perhatian. Tari Saman, tarian asal provinsi Aceh juga ambil bagian dalam parade ini. Terdapat 22 penari Saman yang terlibat dalam parade ini dengan komposisi 12 penari saman cilik dan 12 penari saman dewasa. Peragaan busana baju adat dari berbagai provinsi serta Tari Papua juga ikut andil. Parade Seni Budaya Indonesia ditutup oleh penampilan grup Reog, Rebana dan Ondel-ondel.

Lelah berpawai, semua peserta parade Indonesia berkumpul di salah satu titik di Elder Park dengan posisi menghadap panggung utama. Disana para peserta parade disuguhi Mie Aceh Makpit yang sudah terkenal rasanya di kalangan diaspora Indonesia yang tinggal di Adelaide. Saya memperoleh tanggung jawab di bagian ini dan memastikan semua peserta mendapat bagian. Tugas ini menjadikan saya sebagai pemain di belakang layar dan tidak bisa tidak terlibat langsung dalam kegiatan parade. Namun begitu, saya cukup menikmati peran dan tanggung jawab yang diberikan. Terdapat kepuasan tersendiri melihat para peserta menikmati Mie Aceh yang disajikan dengan lahap sembari mendengarkan konser musik yang salah satu acaranya diisi oleh Samantha Jade, pemenang The X Factor Australia tahun 2012.

Mie Aceh Makpit sembari menikmati konser musik di bawah langit Adelaide yang mulai beranjak senja. Sebuah kombinasi yang pas!