Senin, 07 Maret 2016

Pengalaman Berkemah di Australia

Bulan Februari mulai bergerak ke penghujungnya, menandakan musim panas di Australia akan segera berakhir. Berakhirnya musim panas berarti berakhir pula musim libur panjang bagi sebagian besar pelajar di Australia. Demi memaksimalkan sisa-sisa liburan, mahasiswa Indonesia di South Australia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia - South Australia (PPIA-SA) mengadakan kegiatan Summer Camp PPIA-SA 2016. Program ini ditujukan sebagai ajang konsolidasi pelajar Indonesia di South Australia sekaligus wadah penyambutan mahasiswa baru.
Antusiasme peserta untuk mengikuti kegiatan perkemahan ini cukup tinggi. Terdapat 56 orang tergabung dalam kegiatan ini yang terdiri dari berbagai unsur dan latar belakang. Mereka adalah para WNI yang sudah menetap lama di Australia atau disebut juga permanent resident (pr), warga Australia yang tertarik dengan Indonesia, para spouse and dependants (suami/istri dan anak-anak dari mahasiswa) serta mahasiswa itu sendiri.
            Summer Camp PPIA-SA 2016 dilaksanakan di Big4 Adelaide Shore Caravan Park. Tempat ini merupakan salah satu tujuan wisata favorit di South Australia yang memiliki fasilitas yang sangat memadai mulai dari kolam renang, air mancur, taman bermain, area barbekyu dan fasilitas lainnya. Selain memiliki fasilitas yang memadai, keunggulan kompetitf lainnya dari tempat ini adalah lokasinya yang sangat strategis. Berjarak hanya10 kilometer dari Adelaide CBD serta berbatasan langsung dengan pantai West Beach.
            Begitu memasuki arena Big4 Adelaide Shore Caravan Park saya melihat puluhan atau mungkin ratusan mobil karavan yang sudah tertata dengan teratur. Bersih dan rapi adalah kesan yang pertama sekali saya rasakan ketika berada di tempat ini. Ditunjang dengan pelayanan yang ramah dari pihak pengelola, petunjuk informasi yang memadai, fasilitas toilet dan kamar mandi yang bersih, ketersediaan tempat sampah yang cukup, penerangan yang baik, serta  akses jalan setapak yang tertata rapi  semakin memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi saya dan pengunjung lainnya.
            Untuk menghemat biaya, PPIA-SA tidak menyewa kabin atau karavan yang ditawarkan pengelola. Sebaliknya, kami memutuskan membawa tenda dan perlengkapan masing-masing. Setelah semua tenda terpasang, saya bersama teman lainnya menyempatkan diri bermain kriket. Di Australia dan Negara-negara persemakmuran lainnya, olahraga kriket sangat populer.  Lelah bermain kriket, saya dan yang lainnya berjalan ke arah pantai untuk menikmati pantai West Beach yang indah, bermain pasir, berfoto-ria, bercengkrama dan tentunya menyaksikan proses terbenamnya matahari yang menawarkan pesona.
            Usai shalat magrib berjamaah dan makan malam bersama, puncak acara Summer Camp PPIA-SA pun dimulai. Proses konsolidasi antar mahasiswa dilakukan melalui perkenalan diri, berbagi kisah inspirasi, bermain games serta saling guyon sesama peserta. Untuk menyemarakkan suasana, panitia menyediakan beberapa door prize bagi peserta yang berhasil menjawab kuis seputar Adelaide dan South Australia. Setelah semuanya usai, para peserta kembali ke tenda masing-masing.
Saya memutuskan untuk tidak masuk tenda terlebih dahulu. Sebaliknya, saya memilih menikmati kopi dan cemilan sembari berdiskusi ringan dengan salah seorang peserta yang merupakan warga Australia. Kita saling berbagi pengalaman, bertukar pendapat, dan saling belajar budaya, kebiasaan dan norma masing-masing. Beberapa kali dia mengajarkan saya tentang bahasa slang dan peribahasa bahasa Inggris. Salah satunya adalah peribahasa “a watched pot never boils” untuk mengungkapkan kekesalannya yang telah beberapa kali memeriksa cerek air panas untuk kopi kami yang tak kunjung mendidih. Karena malam semakin larut dan hawa dingin kian mengerogoti, kami memutuskan untuk mengakhiri obrolan dan kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat.

            Berkemah di bawah langit Adelaide! Disaksikan oleh bulan dan bintang-bintang yang gemerlap. Sungguh suatu pengalaman yang sulit untuk dilupakan.