Bulan Februari
mulai bergerak ke penghujungnya, menandakan musim panas di Australia akan segera
berakhir. Berakhirnya musim panas berarti berakhir pula musim libur panjang
bagi sebagian besar pelajar di Australia. Demi memaksimalkan sisa-sisa liburan, mahasiswa Indonesia di South Australia
yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia - South Australia
(PPIA-SA) mengadakan kegiatan Summer Camp PPIA-SA
2016. Program ini ditujukan sebagai ajang konsolidasi pelajar Indonesia di
South Australia sekaligus wadah penyambutan mahasiswa baru.
Antusiasme
peserta untuk mengikuti kegiatan perkemahan ini cukup tinggi. Terdapat 56 orang
tergabung dalam kegiatan ini yang terdiri dari berbagai unsur dan latar belakang.
Mereka adalah para WNI yang sudah
menetap lama di Australia atau disebut juga permanent
resident (pr), warga Australia yang tertarik dengan Indonesia, para spouse and dependants (suami/istri dan
anak-anak dari mahasiswa) serta mahasiswa itu sendiri.
Summer
Camp PPIA-SA 2016 dilaksanakan di Big4 Adelaide Shore Caravan Park. Tempat
ini merupakan salah satu tujuan wisata favorit di South Australia yang memiliki
fasilitas yang sangat memadai mulai dari kolam renang, air mancur, taman
bermain, area barbekyu dan fasilitas lainnya. Selain memiliki fasilitas yang
memadai, keunggulan kompetitf lainnya dari tempat ini adalah lokasinya yang
sangat strategis. Berjarak hanya10 kilometer dari Adelaide CBD serta berbatasan
langsung dengan pantai West Beach.
Begitu memasuki arena Big4 Adelaide
Shore Caravan Park saya melihat puluhan atau mungkin ratusan mobil karavan yang
sudah tertata dengan teratur. Bersih dan rapi adalah kesan yang pertama sekali
saya rasakan ketika berada di tempat ini. Ditunjang dengan pelayanan yang ramah
dari pihak pengelola, petunjuk informasi yang memadai, fasilitas toilet dan
kamar mandi yang bersih, ketersediaan tempat sampah yang cukup, penerangan yang
baik, serta akses jalan setapak yang
tertata rapi semakin memberikan kepuasan
dan kenyamanan bagi saya dan pengunjung lainnya.
Untuk menghemat biaya, PPIA-SA tidak
menyewa kabin atau karavan yang ditawarkan pengelola. Sebaliknya, kami
memutuskan membawa tenda dan perlengkapan masing-masing. Setelah semua tenda
terpasang, saya bersama teman lainnya menyempatkan diri bermain kriket. Di
Australia dan Negara-negara persemakmuran lainnya, olahraga kriket sangat
populer. Lelah bermain kriket, saya dan
yang lainnya berjalan ke arah pantai untuk menikmati pantai West Beach yang
indah, bermain pasir, berfoto-ria, bercengkrama dan tentunya menyaksikan proses
terbenamnya matahari yang menawarkan pesona.
Usai shalat magrib berjamaah dan
makan malam bersama, puncak acara Summer Camp PPIA-SA pun dimulai. Proses
konsolidasi antar mahasiswa dilakukan melalui perkenalan diri, berbagi kisah
inspirasi, bermain games serta saling
guyon sesama peserta. Untuk menyemarakkan suasana, panitia menyediakan beberapa
door prize bagi peserta yang berhasil
menjawab kuis seputar Adelaide dan South Australia. Setelah semuanya usai, para
peserta kembali ke tenda masing-masing.
Saya
memutuskan untuk tidak masuk tenda terlebih dahulu. Sebaliknya, saya memilih
menikmati kopi dan cemilan sembari berdiskusi ringan dengan salah seorang
peserta yang merupakan warga Australia. Kita saling berbagi pengalaman,
bertukar pendapat, dan saling belajar budaya, kebiasaan dan norma
masing-masing. Beberapa kali dia mengajarkan saya tentang bahasa slang dan peribahasa bahasa Inggris.
Salah satunya adalah peribahasa “a
watched pot never boils” untuk mengungkapkan kekesalannya yang telah
beberapa kali memeriksa cerek air panas untuk kopi kami yang tak kunjung
mendidih. Karena malam semakin larut dan hawa dingin kian mengerogoti, kami
memutuskan untuk mengakhiri obrolan dan kembali ke tenda masing-masing untuk
beristirahat.
Berkemah di bawah langit Adelaide!
Disaksikan oleh bulan dan bintang-bintang yang gemerlap. Sungguh suatu pengalaman
yang sulit untuk dilupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar