Sabtu, 19 April 2014

Memenangkan Beasiswa, Siapa Takut !

Tahun 2015 mendatang tidak akan pernah lagi sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, Asia Tenggara, khususnya Indonesia akan memasuki fase baru (new era of globalisation) yang disebut dengan ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Dengan diberlakukannya AEC 2015 tersebut, batas kawasan dan wilayah menjadi kabur. Sehingga bukan lagi sebagai hambatan dan penghalang , yang tingkat persaingan dan kompetisi di kawasan regional ASEAN menjadi semakin tinggi dan kompetitif.
            Pemberlakuan Skema AEC di tahun 2015 mendatang akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk memasarkan berbagai keunggulan dalam negeri (Competitive advantage of Indonesia) secara lebih luas dan bebas kepada masyarakat ASEAN. Namun disisi yang lain, ini juga sekaligus menjadi tantangan berat bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi persaingan dengan negara-negara ASEAN.
            Untuk menjawab tantangan tersebut, tidak ada cara yang lebih baik yang harus dilakukan Indonesia, khususnya pihak pemerintah, kecuali dengan mempersiapkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas, tangguh, berintelektual, mandiri serta berintegritas tinggi. Ciri manusia ini hanya dapat diperoleh apabila SDM-nya dibekali dengan pendikan dan pelatihan yang berkualitas. Pendidikan dan pelatihan menjadi komponen penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas serta berdaya saing global. Hal ini bukanlah sebuah wacana belaka. Dunia akademis telah banyak menerbitkan sejumlah penelitian dan penyelidikan yang mengungkapkan hubungan pendidikan dan  pelatihan dengan SDM yang kompetitif.
            Robert M. Solow dalam teorinya “The New Growth Theory” memaparkan beberapa faktor yang menjelaskan pentingnya melakukan investasi modal sumber daya manusia melalui pendidikan guna membentuk SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. Faktor-faktor yang dimaksud adalah :
  1. Pendidikan yang lebih tinggi memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat mengambil langkah yang lebih rasional dalam bertindak atau mengambil keputusan.
  2. Pendidikan memungkinkan masyarakat mempelajari pengetahuan-pengetahuan teknis yang diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan-perusahaan modern dan kegiatan-kegiatan modern lainnya.
  3. Pengetahuan yang lebih baik yang diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya. 
Dengan pertimbang di atas, terlihat jelas bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan bagian penting untuk membentuk SDM yang tangguh yang siap menghadapi tantangan global. Untuk memperoleh hal tersebut tentu akan membutuhkan banyak waktu, tenaga, pengorbanan, energi, serta biaya yang tidak sedikit. Khusus untuk hal yang disebutkan terakhir seringkali menjadi penghambat seseorang untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan yang berkualitas. Namun, terdapat suatu cara untuk mengatasi permasalahan di atas, cara yang dimaksud adalah memperoleh pendidikan/pelatihan melalui Jalur Beasiswa.

            Wikipedia.org mendefinisikan beasiswa sebagai suatu suatu penghargaan (award) atau bantuan finansial yang diperuntukkan kepada pelajar dalam rangka pengembangan pendidikannya. Beasiswa tersebut diberikan berdasarkan pertimbangan dan kriteria yang beragam, yang biasanya merefleksikan nilai dan tujuan dari pemberi atau donatur beasiswa. Sementara menurut Merriam-webster dictionary beasiswa adalah “An amount of money that is given by a school, an organization, etc., to a student to help pay  for the student's education”.
            Ada beberapa jenis atau ragam beasiswa. Berdasarkan nilai atau jumlah beasiswa yang diberikan oleh donor, beasiswa dapat dibedakan menjadi 2 kategori. Full scholarship dan partial scholarship. Full Scholarship adalah jenis beasiswa yang memberikan kompensasi kepada awardee-nya secara penuh meliputi biaya pendidikan (academic fees), biaya hidup (living cost), biaya transportasi (mobilasation travel), asuransi kesehatan, visa, dll. Sedangkan beasiswa parsial, maka donatur hanya memberikan sebagian dari jumlah biaya yang dibutuhkan selama masa studi, atau pemberi beasiswa hanya menanggung biaya pendidikan saja (academic fees), sedangkan biaya lainnya seperti living cost, accommodation cost, dll dibebankan kepada penerima beasiswa.
            Hal menarik dari beasiswa adalah bahwa beasiswa bersifat diperjuangkan dan terbatas bagi orang-orang yang benar-benar layak mendapatkannya. Beasiswa tidak datang dengan sendirinya. Ia hadir melalui usaha, kerja keras, persiapan yang matang, konsistensi dalam berjuang serta doa yang tiada henti. Bukanlah sebuah aib atau cela apabila seseorang yang telah mempersiapkan segala sesuatu untuk mendapatkan beasiswa dengan baik, beusaha dengan sungguh-sungguh, konsisten dalam berjuang serta doa yang tiada henti, namun di akhir pengumuman ia dinyatakan belum berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Sekali lagi, ini bukanlah sebuah aib atau cela. Bukan berarti anda tidak baik, hanya disana ada applikan lain yang lebih baik. Ingat, beasiswa itu merupakan idaman setiap orang. Terdapat ratusan bahkan ribuan orang-orang terbaik berjuang dan berusaha sama seperti anda untuk mendapatkan itu. Persaingannya sangatlah ketat dan tinggi, karenanya sangat relevan apa yang dikatakan Ahmad Fuadi dalam novel triloginya “Negeri 5 Menara” untuk menjadi pribadi yang “going an extra miles”. Pribadi yang melebihkan usaha sedikit di atas rata-rata dari orang kebanyakan. Dengan demikian anda akan menjadi lebih baik, bukan sekedar pribadi yang baik.
            Kiat memenangkan beasiswa
          Marilah kita bicara sedikit tentang bagaimana trik dan tips  untuk memenangkan beasiswa. Setidaknya ada beberapa pengalaman yang bisa kita pelajari dari para pemenang beasiswa yang bisa kita jadikan pedoman atau acuan. Mereka-mereka yang telah berhasil memenangkan beasiswa telah banyak memberikan pembelajaran-pembelajaran  yang mengarahkan kita untuk mendapatkan beasiswa. Kiat-kiat jitu yang mereka terapkan telah banyak mereka terangkan baik melalui seminar-seminar, buku, internet dan juga media-media sosial lainnya. Disini kita akan mencoba merangkum beberapa kiat-kiat diantaranya.

1.      Temukan dan tentukan Motivasi
Motivasi diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Ia dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan (Sardiman, 2007). Demikian juga halnya dalam memenangkan beasiswa, kita harus mampu menentukan apa yang menjadi motivasi kita dalam mencari beasiswa. Motivasi bisa diperoleh dari sumber beragam, tergantung dari individu yang bersangkutan. Ia bisa orangtua, keluarga, orang yang disayangi, kehidupan masa depan, tokoh inspiratif, atau hal lainnya. Andrea Hirata (penulis tetralogi Laskar Pelangi) misalnya, Ia menjadikan sosok Ayah sebagai sumber motivasinya. Dengan menemukan sumber motivasi yang tepat, tokoh Ikal ini berhasil memenangkan beasiswa ke Universitas Sorbone, Perancis. Jadi, jika kita ingin berhasil seperti Ikal, maka temukan sumber motivasi yang tepat dan kuat untuk memenangkan sebuah beasiswa.
2.      Keyakinan yang tinggi
Selain memiliki motivasi yang kuat, seorang yang benar-benar layak untuk mendapatkan beasiswa juga harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa ia akan berhasil memperoleh apa yang diinginkannya. Dengan memiliki keyakinan yang kuat, seseorang tidak akan mudah menyerah dan kehilangan harapan untuk menggapai sesuatu yang dicita-citakan. Ini penting, karena seorang pemenang sejati adalah yang memiliki jiwa untuk menjadi seorang pendaki (climber/winner), bukan seorang yang berhenti di tengah jalan ketika menghadapi rintangan dan halangan (camper), apalagi menjadi orang yang mudah menyerah dan memilih berhenti (quitter).
3.      Kerja keras dan konsistensi
Tidak ada cara dan saran yang lebih baik untuk memenangkan beasiswa kecuali dengan belajar keras dan sungguh-sungguh. Kerja keras yang diikuti dengan konsistensi yang baik akan membawa kita pada sebuah kebiasaan (habit). Dalam memenangkan beasiswa, habit memiliki andil besar dalam kesuksesan seseorang. Hasil dari sebuah kebiasaan yang baik dan terus menerus adalah mengubah sesuatu yang sulit menjadi mudah serta apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
4.      Persiapan matang
Ingat, beasiwa diperebutkan oleh banyak orang, karena itu semua orang akan berlomba lomba menjadi terbaik dan memenangkan beasiswa tersebut. Untuk memperoleh kemenangan (victory) maka persiapan yang matang merupakan kuncinya. Pepatah Yunani sangat sempurna menggambarkan hal ini “amat victoria curam” atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “victory loves preparation”
5.      Jangan takut gagal
Kegagalan berarti kemenangan yang tertunda. Anda akan menang bila anda terus mencoba. Yakinlah, bahwa jika anda berhenti mencoba anda tidak akan pernah tahu seberapa dekat sebenarnya kemenangan itu dengan anda. Kegagalan itu hendaklah dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran berharga, dengan demikian kita akan tahu apa yang menjadi titik kelemahan kita dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang. Jadi untuk memenangkan beasiswa, jangan pernah takut akan kegagalan. “WINNING is a gold, LOOSING could be a silver, but FIGHTING definitely an honour”.
Semua tips dan trik di atas merupakan kiat-kiat yang telah diajarkan oleh para pemenang beasiswa. Kita bisa menjadi bagian dari mereka, tentu saja kita juga diharuskan mengikuti kiat-kiat mereka dengan ­style-nya kita. Selain hal tersebut di atas ada tips  yang lainnya yang bisa anda yakini bisa membawa anda pada kemenangan tersebut. Terakhir, dan tak kalah pentingnya, selalu panjatkan doa kepada Allah sang maha kuasa agar kita diberikan jalanNYA.
Selamat berjuang !





1 komentar:

  1. Sangat bermanfaat! Terima kasih informasinyaa. Semoga suatu hari nanti bisa ikutan dapat beasiswa. Amiin. Ya penting berdoa dan berusaha kan? :)

    BalasHapus