Minggu, 23 Maret 2014

Finding the Light in the Dark


           Alam semesta didesain dalam bentuk berpasang-pasangan. Diciptakannya siang dengan dilengkapi malam, ada langit juga ada bumi, laki-laki dan perempuan, tua-muda, laut-gunung, ada bagian atas juga bagian bawah dan yang lainnya. Begitu pula dengan perasaan, juga diciptakan berpasangan. Perasaan sedih dan senang yang selalu muncul bergantian, keadaan lapang dan sempit yang datang silih berganti, bahagia dan duka, mudah dan susah juga dipergilirkan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian juga halnya yang kita rasakan dalam kehidupan. Pasti kita akan mengalami hal-hal yang bersifat bertolak belakang antara keduanya. Kehidupan yang pasang surut, naik turun, susah senang, bahagia duka, lapang sempit, yang semuanya itu menjadi siklus yang dipergilirkan kedatangannya. Seperti kata peapatah “hidup bagaikan roda pedati” . Suatu ketika satu sisinya akan berada di puncak (kejayaan) dan ada saatnya pula sisi itu akan berada pada titik terendah (kehinaan).
Kehidupan yang naik turun atau pasang surut itu merupakan bukti bahwa kita memang masih hidup. Hidup merupakan suatu proses yang bergerak atau sifatnya masih berubah-ubah , dinamis /fluktuatif, sementara lawan katanya adalah mati. Mati tidak lagi merupakan suatu proses, karena pada keadaan itu semuanya telah berada pada keadaan steady state (statis). Contoh paling sederhana adalah pembacaan parameter pada layar monitor EKG, jika garis pada monitor tersebut naik turun menandakan masih ada kehidupan, sementara apabila garisnya lurus saja berarti tidak ada lagi kehidupan.
Jadi, adalah sangat wajar jika dalam menjalani ini hidup ini kita akan menghadapi berbagai persoalan baik senang maupun susah, baik berupa kesenangan, rahmat dan kenikmatan, maupun dalam bentuk ujian, cobaan dan kesengsaraan, karena itulah sebenarnya hidup. Ujian atau cobaan itu bisa saja mengambil berbagai bentuk, dapat berupa musibah atau ujian kesabaran.
Salah satu ujian kesabaran yang paling sering kita alami adalah adanya perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita inginkan (expectacy) dengan kenyataan yang dihadapi (reality). Ketika kita sangat menginginkan sesuatu berjalan seperti yang direncanakan, namun yang terjadi sangat bertentangan seperti yang diharapkan. Pada titik itulah kita diuji kesabarannya, apakah kita merupakan orang yang sabar yang tidak mudah menyerah dan terus memperjuangkan sampai dia berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya atau lebih memilih menjadi orang yang putus asa dan memilih berhenti untuk memperjuangkannya.
Terkait dengan hasil sebuah perjuangan, kita tidak pernah bisa menjamin bahwa apa yang kita perjuangkan akan bekerja sesuai dengan pengharapan. Hal yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana kita mengerahkan usaha terbaik untuk menggapai impian atau pengharapan tersebut. Mudah-mudahan apa yang kita keluarkan akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang kita usahakan. Selalu evaluasi setiap proses perjuangan, mulai dari niat, metode, keseriusan dan komitmen untuk mencapai hasil terbaik.
Namun apabila hasil yang diterima tidak optimal, meskipun usaha dan perjuangan yang dilakukan sudah maksimal. Maka ada beberapa hal yang perlu kita pahami dengan baik. Pertama jadikan itu sebagai bahan evaluasi dan proyeksi untuk menjadi lebih baik. Kedua selalu ingat, bahwa ini merupakan ujian kesabaran dan keseriusan apakah kita memang layak untuk memperjuangkan dan mendapatkan itu. Ingat, bahwa Allah SWT tidak pernah mengabulkan do’a seorang pelaut yang tangguh dengan memberikannya kapal yang besar dan kokoh, ombak yang tenang serta angin yang bersahabat, tetapi Allah malah menjawabnya dengan memberikan pelaut tangguh itu ombak dan gelombang yang ganas, badai yang dahsyat serta samudera yang tidak bersahabat. Ketiga selalu percaya bahwa, sesuatu yang lebih sedang dipersiapkan  untuk kita, maka untuk itu teruslah berusaha dan berjuang.
 Bagi kamu yang masih belum mendapatkan hasil terbaik, janganlah berhenti. Teruslah berjuang dan memperbaiki diri. Mungkin ini belumlah saatnya, apa yang kamu pintakan belum dipenuhi-Nya, apa yang kamu doakan belum diijabah oleh-Nya, apa yang kamu rencanakan belum direstui dan diridhoi oleh-Nya. Ambillah cermin, Mungkin ada bagian diri yang harus dibersihkan, mungkin ada dosa yang belum dimintakan maaf dan tobat, mungkin ada kedzaliman dan kebohongan dalam mengejar cita-cita dan harapan. Insya Allah masih ada kesempatan, jika waktunya telah tiba, tunggu undangan-Nya dengan senyum keikhlasan. Janganlah menyerah dengan keadaan, sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Boleh jadi ada "skenario indah kehidupan" sedang direncanakan sang penguasa alam. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.2 : 216)
Selamat berjuang !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar