Alam semesta didesain dalam bentuk berpasang-pasangan. Diciptakannya siang dengan dilengkapi malam, ada langit juga ada bumi, laki-laki dan perempuan, tua-muda, laut-gunung, ada bagian atas juga bagian bawah dan yang lainnya. Begitu pula dengan perasaan, juga diciptakan berpasangan. Perasaan sedih dan senang yang selalu muncul bergantian, keadaan lapang dan sempit yang datang silih berganti, bahagia dan duka, mudah dan susah juga dipergilirkan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian
juga halnya yang kita rasakan dalam kehidupan. Pasti kita akan mengalami
hal-hal yang bersifat bertolak belakang antara keduanya. Kehidupan yang pasang
surut, naik turun, susah senang, bahagia duka, lapang sempit, yang semuanya itu
menjadi siklus yang dipergilirkan kedatangannya. Seperti kata peapatah “hidup bagaikan roda pedati” . Suatu
ketika satu sisinya akan berada di puncak (kejayaan) dan ada saatnya pula sisi
itu akan berada pada titik terendah (kehinaan).
Kehidupan
yang naik turun atau pasang surut itu merupakan bukti bahwa kita memang masih hidup.
Hidup merupakan suatu proses yang bergerak atau sifatnya masih berubah-ubah , dinamis
/fluktuatif, sementara lawan katanya adalah mati. Mati tidak lagi merupakan
suatu proses, karena pada keadaan itu semuanya telah berada pada keadaan steady state (statis). Contoh paling
sederhana adalah pembacaan parameter pada layar monitor EKG, jika garis pada
monitor tersebut naik turun menandakan masih ada kehidupan, sementara apabila
garisnya lurus saja berarti tidak ada lagi kehidupan.
Jadi,
adalah sangat wajar jika dalam menjalani ini hidup ini kita akan menghadapi
berbagai persoalan baik senang maupun susah, baik berupa kesenangan, rahmat dan
kenikmatan, maupun dalam bentuk ujian, cobaan dan kesengsaraan, karena itulah
sebenarnya hidup. Ujian atau cobaan itu bisa saja mengambil berbagai bentuk, dapat
berupa musibah atau ujian kesabaran.
Salah
satu ujian kesabaran yang paling sering kita alami adalah adanya perbedaan atau
kesenjangan antara apa yang kita inginkan (expectacy)
dengan kenyataan yang dihadapi (reality).
Ketika kita sangat menginginkan sesuatu berjalan seperti yang direncanakan,
namun yang terjadi sangat bertentangan seperti yang diharapkan. Pada titik
itulah kita diuji kesabarannya, apakah kita merupakan orang yang sabar yang
tidak mudah menyerah dan terus memperjuangkan sampai dia berhasil mendapatkan
apa yang diinginkannya atau lebih memilih menjadi orang yang putus asa dan
memilih berhenti untuk memperjuangkannya.
Terkait
dengan hasil sebuah perjuangan, kita tidak pernah bisa menjamin bahwa apa yang
kita perjuangkan akan bekerja sesuai dengan pengharapan. Hal yang bisa kita
kendalikan adalah bagaimana kita mengerahkan usaha terbaik untuk menggapai
impian atau pengharapan tersebut. Mudah-mudahan apa yang kita keluarkan akan
mendapatkan hasil sesuai dengan yang kita usahakan. Selalu evaluasi setiap
proses perjuangan, mulai dari niat, metode, keseriusan dan komitmen untuk
mencapai hasil terbaik.
Namun
apabila hasil yang diterima tidak optimal, meskipun usaha dan perjuangan yang
dilakukan sudah maksimal. Maka ada beberapa hal yang perlu kita pahami dengan
baik. Pertama jadikan itu sebagai bahan evaluasi dan proyeksi untuk menjadi
lebih baik. Kedua selalu ingat, bahwa ini merupakan ujian kesabaran dan
keseriusan apakah kita memang layak untuk memperjuangkan dan mendapatkan itu.
Ingat, bahwa Allah SWT tidak pernah mengabulkan do’a seorang pelaut yang
tangguh dengan memberikannya kapal yang besar dan kokoh, ombak yang tenang
serta angin yang bersahabat, tetapi Allah malah menjawabnya dengan memberikan
pelaut tangguh itu ombak dan gelombang yang ganas, badai yang dahsyat serta
samudera yang tidak bersahabat. Ketiga selalu percaya bahwa, sesuatu yang lebih
sedang dipersiapkan untuk kita, maka
untuk itu teruslah berusaha dan berjuang.
Bagi
kamu yang masih belum mendapatkan hasil terbaik, janganlah berhenti. Teruslah berjuang
dan memperbaiki diri. Mungkin ini belumlah saatnya, apa
yang kamu pintakan belum dipenuhi-Nya, apa yang kamu doakan belum diijabah
oleh-Nya, apa yang kamu rencanakan belum direstui dan diridhoi oleh-Nya. Ambillah
cermin, Mungkin ada bagian diri yang harus dibersihkan, mungkin ada dosa yang
belum dimintakan maaf dan tobat, mungkin ada kedzaliman dan kebohongan dalam
mengejar cita-cita dan harapan. Insya Allah masih ada kesempatan, jika waktunya telah tiba, tunggu
undangan-Nya dengan senyum keikhlasan. Janganlah menyerah dengan keadaan,
sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Boleh jadi ada
"skenario indah kehidupan" sedang direncanakan sang penguasa alam. "Boleh
jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang
kamu tidak mengetahui.” (QS.2 : 216)
Selamat
berjuang !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar