Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

The Alchemist, Perjuangan Mewujudkan Legenda Pribadi

Gambar
         Kira-kira tiga atau empat bulan yang lalu, kala aku mendapati diriku terbaring lemah di pembaringan. Sudah empat hari lamanya, penyakit yang biasa disebut gejala tifus ini mengidap di tubuhku. Kondisi yang menjadikan hampir seluruh “aktivitas normal” ku berantakan. Aku benar-benar tak berdaya dibuatnya, bahkan untuk sekedar melakukan kegiatan personal seperti makan minum dan lainnya aku hampir tak kuasa. Namun siapa sangka, jikalau ternyata pada titik seperti itulah aku mampu memahami salah satu bahasa universal. Bahwa Tuhan, sang maha cinta menurunkan kasih sayang-Nya tidak hanya dalam bentuk kemudahan dan kenikmatan. Sifat rahman dan rahim -Nya bisa saja mengambil bentuk lain seperti rasa sakit, ketidakberdayaan, kesusahan, serta kemalangan. Dengan begitu, kita bisa menyeimbangkan hidup. Bersyukur dikala mendapatkan kebahagian, bersabar bila dirundung kemalangan serta kesedihan. Allah memang berkuasa, disaat penyakit ini membuat...

Nyan Katroeh Dara Baro !

Gambar
Puncak dari sebuah pesta pernikahan ialah saat rombongan linto-baro tiba. Pada masa itu, banyak “ritual adat dan prosesi sakral” diketengahkan. Beberapa ragam budaya muladi dari tari ranup lampuan, peutroen taweu, rah gaki, ratoh hingga pantun berbalas pantun dipertunjukkan.       Pun begitu juga halnya dengan kenduri yang diadakan di rumahku. Klimaks acara yang dinanti pun tiba. 17.54, demikian angka yang ditunjukkan oleh benda yang melingkar dilengan kiriku, tak kurang tak lebih. Kala itu, diujung jalan mulai tampak sekawanan orang berjalan bergerombolan bak “pawai karnaval”. Mereka berjalan pelan, bahkan sangat pelan seakan-akan mereka tak pernah sampai ke tujuan. Di barisan paling depan, terlihat kedua mempelai berjalan penuh irama, sambil sekali-kali menampakkan senyum bahagia. Keduanya berjalan beriringan di bawah payung berwarna. Mungkin, secara filosofis itu dimaksudkan sebagai simbol agar keduanya bisa menjadikan pernikahan ini sebagai “payung” y...

Baralek Gadang

Gambar
Hari itu hari Minggu, tak kurang dari sebulan aku telah berada di kampungku. Meskipun kota Medan masih kurindu, namun Tapaktuan selalu di hatiku. Perlu kujelaskan sedikit kawan, selama di Tapaktuan hatiku susah senang. Senang bisa berkumpul bersama keluarga. Sebulan penuh menjalani ibadah puasa bersama orang tua. Suatu hal yang tak pernah kualami sebelumnya, selama aku masih di bumi Sumatera Utara. Namun, sebagaimana telah kutakan sebelumnya, selama disini hatiku tidak senang saja, namun juga ada susahnya, terutama bila mengingat jaringan internet yang hanya ala kadarnya. :) Ah, tak perlu kurisaukan perkara itu, yang jelas sudah sebulan waktu berlalu. Meski lebaran ini aku tak sempat beli baju baru, namun aku banyak berjumpa dengan teman-temanku yang dulu. Kawan, ingin aku mengatakan, bahwa di rumah bakal ada pesta pernikahan pasca lebaran. Eiits, jangan berkesimpulan dulu, itu bukan pernikahanku, tapi pesta abang kandungku.Bila tidak ada aral melintang, hajatnya akan dilangsu...

Lebaran tak Lagi Fitri

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar. Laailaahaillallah walllahuakbar. Allahuakbar   walillahilhamd. Gema takbir masih terdengar sahut menyahut dari berbagai penjuru. Anak-anak terlihat bergembira merayakan hari kemenangan bersama teman-teman seusianya. Mereka berlari-lari, berkejar-kejaran sambil menyandang senapan mainan yang mungkin baru saja dibelikan orangtuanya. Sekali-kali terdengar suara dentuman yang berasal dari petasan dan kembang api. Orang dewasa pun tak ubahnya begitu, semuanya tampak larut dalam euforia idul fitri dimana sesuai tradisi merupakan momen yang tepat untuk bersilaturahmi.   Tampak di salah satu sudut kota ramai dipenuhi oleh orang-orang berbusana serba baru. Diantara mereka ada yang berjalan kaki, tapi tak sedikit pula yang menggunakan mobil setingkat mercy. Semuanya bermuara pada satu pintu yang sama . Pintu rumah yang ber atap warna biru yang hanya ada satu di sudut itu . Setiap orang yang berlalu tentu tahu siapa pemilik...