Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Nyan Katroeh Dara Baro !

Gambar
Puncak dari sebuah pesta pernikahan ialah saat rombongan linto-baro tiba. Pada masa itu, banyak “ritual adat dan prosesi sakral” diketengahkan. Beberapa ragam budaya muladi dari tari ranup lampuan, peutroen taweu, rah gaki, ratoh hingga pantun berbalas pantun dipertunjukkan.       Pun begitu juga halnya dengan kenduri yang diadakan di rumahku. Klimaks acara yang dinanti pun tiba. 17.54, demikian angka yang ditunjukkan oleh benda yang melingkar dilengan kiriku, tak kurang tak lebih. Kala itu, diujung jalan mulai tampak sekawanan orang berjalan bergerombolan bak “pawai karnaval”. Mereka berjalan pelan, bahkan sangat pelan seakan-akan mereka tak pernah sampai ke tujuan. Di barisan paling depan, terlihat kedua mempelai berjalan penuh irama, sambil sekali-kali menampakkan senyum bahagia. Keduanya berjalan beriringan di bawah payung berwarna. Mungkin, secara filosofis itu dimaksudkan sebagai simbol agar keduanya bisa menjadikan pernikahan ini sebagai “payung” y...